Kecewa Terhadap Kebijakan Pemerintah, Masyarakat Berbondong-bondong #KaburAjaDulu
Akhir-akhir ini tagar #KaburAjaDulu tengah ramai diperbincangkan. Tagar yang lagi ramai dibahas ini ternyata sudah muncul sejak 2023 tapi belakangan ini tagar ini viral lagi di media sosial. Tagar itu membersamai keluhan masyarakat mengenai berbagai persoalan di Indonesia yang berujung ingin pindah ke Luar Negeri. Kemunculan tagar ini menjadi sebuah gerakan masyarakat meninggalkan Indonesia untuk bekerja, ataupun melanjutkan studi di Luar Negeri.
#KaburAjaDulu merupakan respon dari berbagai isu di dalam negeri. Seperti kebijakan pemerintah yang dianggap kurang, kesenjangan sosial, hingga lapangan kerja yang minim. Respon inilah yang membuat masyarakat berbondong-bondong berpikir untuk mencari peluang hidup yang lebih baik di luar negeri.
Masyarakat terutama kalangan anak muda berpikir bahwa mendapatkan pekerjaan di luar negeri lebih mudah dan dengan syarat yang lebih masuk akal, dan tentunya dengan upah yang lebih besar dibandingkan dengan upah pekerja di Indonesia.
Beragam unggahan mengenai ajakan untuk pindah ke negara lain, baik dalam bentuk pendidikan beasiswa maupun lowongan pendidikan.
Tagar tersebut mencerminkan keresahan masyarakat Indonesia terhadap kondisi ekonomi dan politik yang kini semakin mendorong mereka untuk mempertimbangkan peluang untuk pindah ke negara lain.
Menurut Sosiolog Universitas Gajah Mada Oki Rahadianto Sutopo, tren #KaburAjaDulu merupakan salah satu bentuk refleksi atas kesenjangan global, terutama mengenai kualitas hidup di berbagai negara yang bisa di ketahui berkat kemajuan teknologi.
"Tidak selalu kemudian hal tersebut merupakan ekspresi kekecewaan terhadap aparat kebijakan. Mungkin lebih sebagai bentuk kesadaran bahwa ada kesenjangan global dan sebenarnya mereka (anak muda) sedang mencari cara untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik". Kata Oki dikutip dari kompas.com (21/02/2025).
Kesenjangan global yang dimaksud meliputi, perbedaan jaminan kesehatan, kualitas pendidikan, kesempatan lapangan kerja, serta kebebasan anak muda dalam berekspresi yang di berikan suatu negara.
#KaburAjaDulu bukan semata-mata menjadi jalan pintas untuk melarikan diri dari keadaan yang sedang dihadapi dan bukan pula mereka tidak nasionalis atau tidak cinta Tanah Air.
Akan tetapi #KaburAjaDulu menjadi suatu bentuk kritik yang di buat masyarakat bagi pemerintah dalam upaya mengkritik jaminan hidup yang lebih layak, sehingga tidak terjadi kesenjangan yang mencolok.
Trend #KaburAjaDulu tentunya memiliki respon yang beragam. Menurut Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nusron Wahid mempertanyakan sikap Warga Negara Indonesia(WNI) yang memilih mengikuti #KaburAjaDulu ke luar negeri. Dia menilai, persoalan tidak akan selesai begitu saja.
"Begini ya, kalau ada #KaburAjaDulu itu kan dia ini warga Indonesia apa tidak. Kalau kita ini potriotik sejati, kalau memang ada masalah kita selesaikan bersama" Ujar Nusron.
"Kok jangan #KaburAjaDulu, apa yang mau kita selesaikan kalau kabur itu. Itu menandakan sikap permisif, tidak mau menyelesaikan masalah bangsa ini bersama-sama". Ujarnya kembali.
Menurut Nusron, pihak yang memilih kabur keluar negeri bisa jadi memiliki masalah rasa kecintaan terhadap Tanah Air.
Masyarakat sendiri mengeluh akan persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut masyarakat syarat-syarat yang di lampirkan oleh pihak perusahaan tidak masuk akal dan hanya mempersulit masyarakat dalam mendapatkan pekerjaan yang layak.
Bahkan tidak sedikit masyarakat yang berkomentar seperti "Mau kerja saja syaratnya sudah seperti mau menjadi model". Dan ada juga yang mengatakan "Syarat kerja di Indonesia tuh sulit banget, fresh graduate tapi minimal pengalaman kerja satu tahun, dan untuk upah kerja juga tidak sebanding".
salah satu pengguna akun X, @berlianidris mengatakan bekerja di Luar Negeri adalah bentuk nasionalisme, dengan menyumbangkan devisa yang jumlahnya sangat besar bagi negara. Dia juga mengatakan "Untuk apa disini bertahan dalam penderitaan, sementara pejabat bergelimang kemewahan. Berangkatlah, berkarir lah di luar, harumkan nama Indonesia". Devisa yang dimaksud merupakan devisa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang merupakan sumbangan devisa negara yang berasal dari tenaga kerja Indonesia (TKI) atau Pekerja Migran Indonesia (PMII) yang mana devisa TKI merupakan salah satu berpendapatan negara terbesar.
Muda mudi yang 'kabur' ke Luar Negeri, bukan semata mata kabur tanpa alasan. Seolah mereka melihat bahwa tidak ada lagi harapan di Tanah Air. Seperti lapangan pekerjaan yang terbatas, dan kebijakan kebijakan yang tidak berpihak kepada muda mudi itu sendiri. Dimana hal-hal seperti itulah yang membuat mereka mempertimbangkan untuk bekerja atau menempuh pendidikan di Luar Negeri.
Hal seperti inilah yang membuat masyarakat terutama kalangan muda berpikir #KaburAjaDulu merupakan salah satu langkah dalam upaya mendapatkan hidup yang lebih baik. Masyarakat mengeluh akan sulitnya mendapatkan kesempatan untuk hidup lebih baik. Selain itu masyarakat juga kecewa terhadap pendapat para aparat pemerintahan yang meragukan rasa cinta terhadap Tanah Air.
Secara garis besar, tagar ini merupakan wadah ekspresi kekecewaan terhadap berbagai permasalahan di Tanah Air. Seperti kenaikan harga kebutuhan pokok, beban pajak yang semakin memberatkan, terbatas nya lapangan pekerjaan serta kasus kasus korupsi di pemerintahan yang menjadi pemicu utama trend ini.
Penulis: Siti Annisa Br. Nainggolan, Salsabila Azzahra, Nabila Naura Aldi, Nadira Zavani Sukma
Komentar
Posting Komentar