Dunia Tersembunyi Fantasi Sedarah

 

Pelecehan seksual seakan akan tiada hentinya, berbagai cara bagi pelaku kejahatan untuk memuaskan hasratnya.

Baru-baru ini ramai diperbincangkan diberbagai platform media sosial terkhusus platform media sosial Facebook, pasalnya terdapat kasus pelecehan seksual yang ternyata terjadi di dalam lingkungan keluarga. 

Pelaku pelecehan seksual adalah anggota keluarga dari para korban, bahkan yang lebih miris adalah orang tua dari korban tak sedikit yang menjadi pelaku pelecehan seksual. "Fantasi Sedarah" merupakan sebuah grup yang akhir-akhir ini menjadi perhatian publik. 

Apa itu "fantasi sedarah"? Fantasi sedarah merupakan imajinasi atau fantasi tentang hubungan seksual atau romantis antara anggota keluarga dekat, seperti orang tua dan anak, kakak dan adik, atau saudara kandung.

Fantasi ini umumnya dianggap tabu dan tidak sesuai dengan norma sosial dan moral. Pelaku pelecehan seksual dapat melakukan kejahatan biasanya di karenakan pernah mengalami masa lalu yang kelam, dinamika dari pihak keluarga, dan bahkan konflik internal. 

Namun setelah menjadi perhatian publik, grup yang bernamakan "Fantasi Sedarah" kini telah berubah nama menjadi "Suka Duka". Walau namanya telah berubah, akan tetapi isi dari grup tersebut tidak berubah.

Dengan jumlah anggota yang telah mencapai lebih dari 28.000 pengguna, grup "Suka Duka" secara terang-terangan menjadi ruang bagi pelaku perilaku menyimpang untuk dipertontonkan tanpa rasa malu ataupun pertanggungjawaban.

Banyak yang telah menjadi korban dalam kasus ini. Korban dari pelecehan seksual ini dimulai dari usia dini. Korban dari kasus ini ialah balita yang masih berusia 3 tahun hingga remaja.

Dampak pada Korban Pelecehan seksual dalam keluarga dapat menyebabkan trauma yang mendalam pada korban. Para korban pelecehan seksual memerlukan bantuan psikologis untuk memulihkan diri dari trauma tersebut.

Polda Metro Jaya telah melakukan penyelidikan terkait kasus grup "Fantasi Sedarah" atau yang kini telah berubah nama menjadi "Suka Duka" dan telah berkoordinasi dengan Meta dan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. 

Kini akun grup tersebut telah ditutup oleh Meta, dikarenakan telah melanggar aturan platform media sosial. Namun, hingga kini belum ada tanggapan resmi dari pihak Facebook maupun aparat penegak hukum terkait keberadaan grup tersebut.

Lantas, bagaimana cara mencegah dan menangani kasus ini agar tidak terjadi di lingkungan sekitar kita? Untuk mencegah pelecehan seksual di dalam lingkungan keluarga, penting bagi orang tua untuk memberikan pendidikan seksual kepada anak-anak sesuai dengan usia mereka. Anak-anak juga perlu diajarkan untuk berani menolak jika ada yang menyentuh tubuh mereka tanpa izin.

Dengan demikian, penanganan kasus pelecehan seksual di dalam lingkungan keluarga memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk bantuan psikologis bagi korban dan pendidikan seksual bagi anak-anak.


Penulis: Nabilla Naura Faldi & Siti Annisa Br. Nainggolan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah Dosen mewajibkan Mahasiswa membeli buku hasil cetakannya Sendiri?

Aula Kosong, Ketua dan Wakil Tidak Hadir: Sorotan terhadap Pelantikan DEMA Insan Binjai

Kenapa partisipasi anak muda sangat penting untuk masa depan politik di Indonesia?